Habib Syech Bin Abdul Qodir Asseqaff

Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf adalah salah satu putra dari 16 bersaudara putra-putri Alm. Al-Habib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf ( tokoh alim dan imam Masjid Jami' Asegaf di Pasar Kliwon Solo)

Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf

Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf is one of 16 brothers sons of sons and daughters of the almarhum Al-Habib Abdurrahman bin Abdulkadir Assegaf

Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf

Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf is one of 16 brothers sons of sons and daughters of the almarhum Al-Habib Abdurrahman bin Abdulkadir Assegaf

Syecher Mania Indonesia

Kapan Ya Bisa Cangkru'an Bareng Konco-Konco Syecher Utamanya Para Anggota Group Sesat www.facebook.com/groups/santriindigo/

Mengenal Dunia Gaibnya Internet

Sebuah Group Facebook Yang Belum Jelas Nama Dan Keberadaannya Namun Pasti Akan Visi Dan Misinya

Selasa, 19 Juni 2012

Cara Ter”katro’k” Mendapatkan Penghasilan Jutaan Rupiah Per Bulan

Cara Ter”katro’k” Mendapatkan Penghasilan Jutaan Rupiah Per Bulan


Salam Indonesia untuk rekan Santri dimanapun berada, 

Kali ini saya mau sharing pengalaman pribadi, bagaimana saya bisa mengajarkan seorang yang gaptek, jangankan facebook, sms aja tadinya kurang paham. Semoga kisah pribadi ini bisa menjadi motivasi bagi para pejuang dakwah wabilkhusus para pecinta sholawat 

Untuk mengajarkan orang menghasilkan income dari kegiatan blogging, bagi saya tidaklah sulit, karena profesi saya memang pengangguran yang tiap hari berkutat di depan laptop, namun bagi mereka yang awam, amat sangat sulit, jangankan yang awam, yang sarjana saja ada yang saya ajarin gak mudeng-mudeng, namun sebaliknya, yang lulusan SMP, karena langsung praktek, ya berhasil, klo Cuma untuk biaya sekolah, masih sisa banyak , lumayan-lah klo ada anak kelas 1 SMU punya penghasilan $300,00 perbulan.

Ok, kita tinggalin ngomongin all about blogging, cerita ini berawal ketika saya diberikan amanah untuk mengelola sebuah TPA, atau kalau di Semarang masih kental dengan nama TPQ, ketika di sebuah masjid muncul dilema, diantaranya :
  1. Tidak ada kagiatan pengajaran al-Qur’an bagi anak-anak.
  2.  Ada TPA-nya, tapi gurunya masih kurang, karena masjid tdk bisa member I “bisyaroh” untuk para ustadz.
  3. Ustadz banyak, tapi enggan meluangkan waktu buat ngajar, karena yg di dapat cuma “pahala” tapi financial blm memadahi,  dan lain-lain deh problematika pengajaran yang pernah saya temui di masjid-masjid.

    Berangkat dari pemikiran ini, saya pernah mengajak beberapa temen yg masih kuliah, pertama saya iming-iming untuk saya bayarin kuliahnya sampai selesai, livingcost saya tanggung sampai lulus, dengan syarat mau bekerja untuk saya, Alhamdulillah beberapa berhasil dan mereka kini sudah bs mandiri bahkan sewaktu masih smester 4, dari yang tadinya ngajar TPA saya gaji, kini mereka bisa menjadi ustadz TPA yg tdk digaji, bahkan mereka menjadi donator tiap bulannya.
    Melihat sedikit kesuksesannya temen saya ini, bnyak sohib-sohib yg iri, dan kepengin mngikuti jejaknya, saya bilang tidak mudah, harus berani berdarah-darah, rekoso, prihatin, nelongso, dan hal ihwal lainnya yg kurang menyenangkan, itulah perjuangan untuk berakit-rakit ke hulu, mana ada cara mudah untuk bisa berpenghasilan jutaan tanpa laku prihatin dan kerja keras ?

    Nah sekarang monggo, simak bagaimana saya mengajarkan wong ndeso yang sebut saja namanya pak Dul, pak Dul ini rajin berjama'ah, umurnya 45 tahunan, dengan 3 org anak, dan 1 org istri, pendidikan tamat SD, pekerjaan sebagai kuli bangunan tidak tetap, kegiatan rutinan sering ikut maulid, sholawatan, dan pecinta para Habaib, ajib deh pokoknya.

    Saya begitu trenyuh kalau melihat kondisi ekonominya, untuk membayar uang sekolah anaknya yang di SMP sudah tdk mampu, saya baru sadar dan kepikiran tentang pak Dul ini ketika ada tamu dari sekolah SMP tempat anaknya ini menagih uang pembayaran sekolah yang jumlahnya sekitar 200 ribuan, kebetulan waktu itu pak Dul lagi ke sawah, dan saya yg menemui tamu tersebut, Alhamdulillah saya diberi rejeki, langsung saya lunasin, nah dari sinilah pak Dul berterima kasih kepada saya, dan beliau kemudian bercerita bagaimana susahnya mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarganya, ibadah sudah, dhuha sudah, tahajjud sudah, begitu katanya, hati saya terpanggil, kmudian saya meminta kesepakatan kepada pak Dul : “ pak, mohon maaf, bagaimana kalau bapak saya kasih modal, saya pinjemin uang, dengan syarat bapak mau mngikuti petunjuk saya, jangan membantah, anggap saya bos bapak, hehe (sambil canda)”.

    Akhirnya saya dan pak Dul sepakat melakukan kerjasama, beliaunya saya kasih modal, dan saya tuntun dari nol hingga sekarang (20 Juni 2012 / baru 2 bulan ) beliau sdh berpenghasilan rata-rata 100rb perhari, wow, bagi saya untuk seorang pak Dul ini luar biasa, saya aja dulu belajar nyari duit 1 tahun lebih baru dpt 3 jutaan / bulan.

    Apa yang saya lakukan untuk pak Dul ?

    1. Saya belikan dia HP seharga 75rb 
    2. Saya kasih dia uang 100rb untuk beli keranjang buat dipasang di sepeda onthelnya.
    3. Saya pergi ke Cilacap, dg tujuan silaturrahmi ke rumah temen, dan nyari nelayan yang   biasa jualan udang.
    4. Saya melakukan kerjasama dengan nelayan di Cilacap, untuk membeli udangnya rutin tiap hari minimal 10kg.
    5. Saya melakukan kerjasama dengan pegawai kereta api di stasiun Kroya, Cilacap, dan stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, untuk proses pengiriman udang (agar bayarnya murah).
    6. Setelah ditentukan kapan mulai start, saya tinggal transfer uangnya, dan udang tiap hari dikirim melalui jalur kereta, dan tugas pak Dul, menjemput udang, komunikasi by sms.
    7. Mengajari istrinya pak Dul cara menggoreng udang, dan cara packingnya, saya cuma copy paste dari google ilmunya .
    8. Menyuruh pak Dul untuk mngedarkan udang goreng maupun udang yang masih mentah ke tempat penjualan sayur siap saji tiap pagi, dan juga ke pasar. 
    9. Setelah pak Dul paham jalur pembelian udang, beliau saya suruh mandiri.
    10. Setelah berjalan 1 bulan, 100% yang menangani semuanya adalah pak Dul.

      Oke sobat … Cuma itu yang saya ajarkan kepada pak Dul yang lulusan SD (ngakunya sih, tapi kayaknya ga lulus deh dia) bisa mendapatkan penghasilan 3 jutaan perbulan, hanya dari beli udang, sbagian digoreng dan dibungkusin, sbagian masih mentah, kemudian dijual lagi ke tempat-tempat penjualan lauk pauk dan ke pasar.

      Namun ada yang paling sulit saya ajarkan kepada pak Dul, benar-benar sulit, dan saya sampai stress :D tenan sob, suetrezzz tenan :)

      Karena sudah 1 minggu msih belum bisa, apa coba ? “ ngajarin pak Dul bagaimana caranya SMS dan transfer duit di ATM “ ……. Katrooooo’k …. katro’k !!!!

      Semoga kisah nyata ini bisa menginspirasi para pejuang aswaja, minimal bisa kayak pak Dul, yang sekarang sudah sumpah akan sedekah minimal 200rb perbulan untuk kegiatan TPA, masya Allah, saya jadi nangis, iri sama pak Dul … semoga ada banyak pak Dul pak Dul yang lain … Bismillah.




      Semarang Barat, 20 juni 2012
      salam aswaja ….
Share

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More